TRADISI PENYALIBAN DI FILIPINA

JERUSALEM, KOMPAS.com — Hari Jumat Suci merupakan hari puncak perayaan Paskah dalam rangkaian Pekan Suci bagi umat Kristiani. Dan pada Jumat (10/4), perayaan puncak itu dirayakan dengan berbagai cara.Di San Fernando, Filipina, sejumlah penganut Katolik memaku dirinya di kayu salib karena ingin mengalami penderitaan di kayu salib, seperti dialami pemimpin mereka, Yesus Kristus.
John Michael (33), warga Australia dari Melbourne, malah merelakan diri memakai wig (rambut palsu) panjang, bermahkota duri, dan bahkan dipakai tangan-tangannya di kayu salib seperti Yesus, di San Fernando, Provinsi Paombong, Bulacan Utara, Jumat lalu.
Banyak di antaranya yang mengikuti pembacaan kisah sengsara Yesus di gereja-gereja di berbagai pelosok dunia pada hari Jumat Suci itu.
Di Cutud, 80 km utara Manila, upacara penyaliban Yesus juga dilakukan dalam bentuk drama jalanan dengan belasan orang memanggul kayu salib, yang beratnya tak kurang dari 50 kg. Beberapa bahkan memecuti punggung mereka, yang memanggul salib, meniru dulu ketika Yesus akan disalibkan.

Meski Monsinyur Pedro Quitorio, juru bicara konferensi Uskup Katolik di Filipina, mengungkapkan bahwa ”upacara menyakiti diri” seperti itu sebenarnya tak perlu dilakukan, dengan menyakiti diri untuk mendapat imbalan penebusan dosa, tetapi orang-orang Filipina tetap menjalankan tradisi yang sudah berlangsung bertahun-tahun itu.Pejabat kesehatan di Filipina telah mengeluarkan peringatan kepada warga yang ikut serta dalam ritual penyaliban untuk memperingati Paskah.
Mereka mengimbau mereka menjalani vaksinasi tetanus sebelum mereka mencambuk diri dan dipakukan ke tiang salib, dan mempraktikkan standard kebersihan yang layak.





0 Responses to “TRADISI PENYALIBAN DI FILIPINA”:

Leave a comment